Minggu, 27 Juni 2010

Untuk Dia si Anak Semua Bangsa

Oleh: Sally Rosalina

Dia datang dan berbicara dengan manusia-manusia yang dia cintai;
ibu, bapak, adik, guru, kekasih, kawan, penjual korek api di terminal, tukang cukur, supir truk!
Tentang Aceh, tanah yang kelabu dan tentang mimpi-mimpinya.
Tentang bumi yang semakin tua tempat orang berbicara tentang pertempuran-pertempuran yang tidak bisa mereka menangkan.
“Aku cinta damai,” katanya.
Mungkin, dia sedang bertempur hebat ke dalam dirinya
Atau, kukira dia telah ikut serta
menjadi prajurit tanpa senjata, melainkan penanya yang tajam.
Lihatlah ini: This is the path that I’ve chosen.
Tuhan, semoga ada kawan sejati yang selalu membela dalam pertempurannya itu.


Aku memang iri dengan tugas pribadinya yang menuju keabadian itu.
Tulisannya memang belum sebesar Tolstoy ataupun Pram,
Namun aku iri karena tulisan kecilnya telah menjadi bagian dari rangkaian sejarah dan peristiwa.
Tuhan, bantulah agar tulisan-tulisan itu menjadi ledakan bom di tanah yang laknat ini.

2 komentar:

  1. Akhirnya bisa berkunjung juga ke situs ini.Wuih,keren uy. Bahasanya juga tingkat tinggi, mungkin setara dengan bahasa C++.HEUhUEHueHu
    Eh bu, kumaha tukeran link teh?Teu ngarti saya

    BalasHapus
  2. dahsyat, saya suka diksinya.

    BalasHapus